Innocence of Muslims, Islamophobia Murahan
Innocence of Muslims, Islamophobia MurahanOleh : Furqan Ar-Rasyid*
INNOCENCEOF MUSLIMS, ISLAMOPHOBIA MURAHAN - Saya heran,
sebuah bangsa dan negara yang sudah mengklaim dirinya maju, masih juga muncul
hal-hal yang meugampong. Sebuah negara yang mengaku sangat memperjuangkan
nilai-nilai HAM, masih juga mentolerir pelanggar HAM dengan dalih kebebasan.
Dalam koridor agama
misalnya, hampir setiap waktu kita mendapati adanya serangan-serangan terhadap
umat Islam. Baik serangan yang bersifat fisik maupun pemikiran. Semua itu tidak
terlepas dari rasa takut dan benci terhadap perkembangan Islam dari waktu ke
waktu.
Adalah Nakoula Basseley
Nakoula alias Sam Bacille, seorang Kristen Koptik berkebangsaan Mesir-Amerika,
penggagas utama munculnya film anti-Islam Innocence of Muslims. Barangkali ia
lupa bagaimana rasanya "dikuliti" umat islam, seperti sesepuhnya Salman
Rusdi dan Danis dengan kartunnya.
Islamophobia
Film yang berdurasi
sekitar 2 jam lebih -tak perlu saya ceritakan isinya bagaimana- adalah film
kosong yang tak punya kualitas apa-apa, kehadiran film semacam ini hanya
membuka jalan terjadinya perseteruan antar agama, menambah murka dan kemarahan
dari umat Islam. Saya kira sangat wajar sekali, ketika Nabi yang
diagung-agungkan umat islam menjadi bahan tertawaan dan ejekan mereka.
Bermodal lokasi syuting
di sebuah cinema sewaan di California, Sam Bacille memulai proyek filmnya,
dengan latar padang pasir editan, penataan cahaya yang begitu buruk, suara
non-original yang ditambahkan, para aktor yang kehilangan script ditambah
dengan adegan yang begitu kaku. Persis seperti film murahan yang tak punya
kualitas apa-apa. Saya rasa semua yang pernah menonton film ini akan
mengomentari hal serupa.
Belum lagi kita melihat
kepada isinya, film ini hanya perpanjangan lidah dari kelompok anti islam
tentang kekhawatiran mereka terhadap Islam. Tentu saja dengan melakukan pelecehan
dan penistaan terhadap agama ini.
Melihat film murah
seperti ini, wajar saja jika teman saya menjawabnya di facebook;nggak ngaruh
lagi ...!
Mungkin bagi
sebagian orang nggak ngaruh ini cukup beralasan, sebab mereka lebih menganggap
mereka yang islamophobia itu anjing yang menggonggong, sedangkan kita adalah
kafilah yang berlalu. Memang ada benarnya. Namun bagi saya pribadi, nggak
ngaruh ini justru membuat saya khawatir, terus-terusan berada diposisi nggak
ngaruhdan cuek tentu akan merendahkan umat Islam. Sayang sekali bila harga diri
anda diinjak-injak tapi anda tetap tenang, santai dan nggak ngaruh.
Kalau mau jujur, Saya
pribadi lebih melihat kepada hasil dari adanya film tersebut, kebencian mereka
terhadap Islam justru membuktikan bahwa islam-lah agama yang cinta damai.
Sekarang kita bertanya, siapakah yang membuat onar dalam kehidupan beragama
ini? adakah orang muslim atau mereka yang islamophobia? namun Saya selalu
berupaya agar sikap nggak ngaruh itu tidak melekat pada diri Saya, sebab ini menyangkut
harga diri agama dan nabi saya.
Belakangan ini, Saya
justru lebih tertarik untuk membaca komentar pemilik akun dan pengguna di situs
YouTube, berbagai pro-kontra muncul dalam menanggapi kehadiran film ini. Saya
selalu berusaha untuk mencari tahu kenapa film ini dibuat? apa tujuannya?
Namun, dalam perjalanannya ada saja yang membuat saya ingin menghantam layar
komputer saya. Namun tidak terjadi sebab saya tidak memiliki finansial yang
cukup untuk membeli yang baru jika saya merusaknya. walhasil, saya kembali ke
beranda facebook.
Di wall facebook saya
diingatkan dengan pesannya Syekh Ahmad Dedat "Islam akan terus maju, ada
kamu maupun tanpa kamu, tetapi kamu tidak akan maju tanpa islam." Seolah
ini menjadi pegangan bagi setiap muslim bahwa Islam adalah agama yang akan
terus bertahan sampai kapanpun.
Jangan anarkis!
Betapapun kita sebagai
seorang muslim, janganlah terbawa arus dan anarkis dalam menyikapi masalah yang
muncul, sebab kita punya aturan dan etika. Gunakan metode Rasulullah Saw.; arif
dan bijaksana. Mufti Mesir, DR. Ali Jum'ah dalam wawancaranya bersama CNN
beliau mengajak kaum muslim untuk tidak terpancing emosi dan tidak menggunakan
jalan kekerasan dalam menyikapi kemunculan film tersebut.
Lain Mesir lain pula di
Qatar. Sebuah perusahaan bernama Al Noor Group membalas film ini dengan
memproduksi film tentang Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam versi islam.
Film dibalas film.
Bedebah dengan HAM!
Saya kembali teringat
dengan tulisan acak seorang penulis muda; Muhibussabri Hamid, dalam catatan
facebooknya. Lihatlah bagaimana seorang Muhib "berteriak" menuntut
keadilan dalam kehidupan beragama ini. Jelas sekali dari rangkaian hurufnya
menggambarkan kekecewaan yang begitu mendalam terhadap HAM. Kita umat
islam dilecehkan, diperlakukan enteng oleh bangsa manapun, tidak dihargai
bahkan dihina.
Beberapa diantaranya
berdalih untuk kebebasan dan seni. Sebagian lain dengan dalih menuntut hak.
Bila kita yang dilecehkan tidak ada satupun yang membela hak umat Islam, namun
bila agama lain yang diobrak-abrik, mereka menuntut atas nama HAM.
Melihat fenomena yang
terjadi, Saya berani menyimpulkan bahwa HAM itu adalah barometer kenyamanan
mereka saja. Nyatanya umat Islam tak memiliki HAM untuk dijalankan! Wallahu
A'lam.
*Penulis
adalah Mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo, Jurusan Qanun Tingkat 4.
=======================
tulisan
ini telah dimuat di suaraaceh.com
http://suaraaceh.com/kolom/tulisan-kolom/opini/1890-innocence-of-muslims-islamphobia-murahan.html
|
0 Response to "Innocence of Muslims, Islamophobia Murahan"
Post a Comment