Sekilas tentang Universitas Al-Azhar Mesir
Telisik Al Azhar Mesir |
Oleh : Furqan Ar-Rasyid (Mahasiswa Al-Azhar Mesir Tingkat Akhir)
Sekilas tentang Universitas Al-Azhar, Mesir.
Universitas Al-Azhar didirikan pertama kali pada tahun 970 M oleh panglima Jauhar
al-Shiqilly, kemudian dibuka resmi dengan pelaksanaan salat jumat bersama tepat
tanggal 7 Ramadan tahun 972 M. Di usianya yang sangat renta, lembaga pendidikan
ini tak pernah bosan membidani lahirnya ulama dan cendikiawan. “Mesjid
sekaligus institusi tertua,” itulah penghargaan sejarah buatnya.
Kehadiran
Al-Azhar, tidak terlepas dari andil besar Dinasti Fathimiyah (358 H/969 M).
Ketika itu Khalifah al-Mu’iz li Dinillah menugaskan Panglimanya Jauhar
al-Shiqilly untuk membangun pusat pemerintahan. Sudah menjadi kebiasaaan,
setiap pergantian kekuasaan dan daulah selalu ditandai dengan pembangunan
mesjid di pusat ibu kota. Setelah melalui tahapan pembangunan, daerah ini dikenal
dengan nama al-Qahirah dengan mesjidnya yang bernama Jami’ al-Qahirah.
Pada
masa Khalifah al-Mu’iz li Dinillah disekitar Jami’ al-Qahirah dibangun beberapa
istana megah dan dipisahkan oleh sebuah taman nan indah. Karena kondisi Jami’
al-Qahirah yang indah dan bercahaya ini, orang pun menyebut Jami’ al-Qahirah
dengan sebutan baru, Jami’ Al-Azhar (berasal dari kata Zahra’ artinya: yang
bersinar, bercahaya, berkilauan). Proses belajar terus digalakkan disini
dengan penekanan utama pada ilmu-ilmu agama dan bahasa.
Pada
masa pemerintahan Shalahuddin al-Ayyubi (567 H/1171 M), Al-Azhar sempat
diistirahatkan sementara waktu dan membentuk lembaga alternatif guna mengikis
pengaruh syiah, pada dekade inilah terjadi perubahan orientasi besar-besaran
dari mazhab Syi’ah ke mazhab Sunni yang berlaku hingga sekarang.
Tahun
1930, ditetapkan 3 Fakultas utama dalam tubuh Universitas Al-Azhar, yaitu
Fakultas Syari’ah, Ushuluddin dan Bahasa Arab, hingga berdirinya Fakultas
Dakwah di tahun 1978.
Sedang
untuk Fakultas dirasat Islamiyah, awalnya adalah salah jurusan yang ada pada
Fakultas Syariah, yang kemudian setelah berlakunya keppres no. 7 tahun
1972 Fakultas ini berdiri sendiri dengan nama Ma’had Dirasat Islamiyah wal
‘Arabiyah (Institute of Islamic and Arabic Studies).
Sampai
sekarang ini, kegiatan belajar-mengajar di Al-Azhar tidak pernah terhenti.
Setiap tahunnya ribuan mahasiswa asing berdatangan dari berbagai belahan dunia,
tujuan mereka hanya satu, yaitu menyerap ilmu dengan sebanyak-banyaknya di
Universitas Al-Azhar ini.
“Universitas
Al-Azhar”
Awal
Berdiri : 24 Jumada al-Ula 359 H (970 M)
Pendiri
: Jauhar al-Shiqilly
Peresmian
: 7 Ramadan 361 H
Pengajar
pertama : Qadhil Qudhah Abu al-Hasan Ali bin Nu’man al-Qairawani(mengajar Fiqh
mazhab Syi’ah dari kitab Mukhtashar)
Direktur
pertama : Bahadir al-Tawasyi
Syeikh
Al-Azhar pertama : Syeikh Muhammad al-Khurasyi
Pengubah
orientasi dari Syi’ah ke Sunni : Salahuddin al-Ayyubi
Secara
umum, pendidikan yang ada di Universitas Al-Azhar dibagi menjadi dua :
‘Ilmi(sains) dan Adaby (agama). Letak kedua kampus tersebut juga terpisah
meskipun tetap dalam wilayah kota Kairo. Fakultas-fakultas ‘ilmy sebagian
besar berada di wilayah Nasr City, Sedangkan Adaby berada di daerah Husein,
Darrasah.
Sudah
menjadi kebijakan Al-Azhar, menjadikan lokasi kampus yang berbeda antara
mahasiswa dan mahasiswi, kampus mahasiswi terletak di kawasan Nasr City untuk
untuk sains dan agama.
Selain
di ibukota Kairo, Al-Azhar juga membuka cabangnay di berbagai propinsi di
Mesir, seperti di Alexandria, Tanta, Mansurah, Zaqaziq, Asyut, Dimyat dan
Sebagainya.
Belajar di Al-Azhar
Suasana
belajar di Negeri Pyramid ini sangatlah berbeda dengan belajar di Tanah ibu,
Musim panas dan musim dingin tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang
talibul ilmi. Kuliah yang di gelar ketika musim dingin bersama jaket tebal,
ujian semester di tengah puncak musim dingin, menjadi kenangan yang tak
terlupakan bagi mahasiswa di sini.
Di
tengah suasana liburan musim panas pun mahasiswa di sini masih menyempatkan
talaqqi atau belajar, ketika Universitas libur selama 3 bulan setiap tahunnya,
mahasiswa disini menyibukkan diri dengan belajar langsung atau halaqah keilmuan
bersama para syeikh, atau kegiatan lainnya, seperti beorganisasi,
mengikuti Les bahasa asing dan lain sebagainya.
Suasana
di dalam ruang kuliah pun sangat berbeda, untuk srata I misalnya, kuliah
digelar layaknya kuliah umum di sebuah aula, para pengajar dilengkapi
denganmicrophone agar suaranya terdengar jelas, maklum saja satu ruangan diisi
ratusan mahasiwa. Sedikit telat saja, kita tak akan mendapat tempat duduk dan
harus berdiri sampai materi kuliah selesai.
Sukses
atau tidaknya kuliah di Al-Azhar sebenarnya sangat bergantung pada diri kita
sendiri. Ketekunan dan keseriusan seorang mahasiwa sangat dituntut di sini,
tidak ada istilah pendekatan ke Dosen atau sebagainya, tidak ada istilah
curang ketika ujian. Semua yang dihasilkan adalah murni hasil keringat sendiri.
Anda tidak percaya? Silahkan nyontek ketika ujian, walhasil Al-Azhar
men-skorsing Anda 2 tahun tidak diperbolehkan kuliah.
Lain
lagi kalau bercerita tentang hasil ujian, Alhamdulillah jika semua mata kuliah
berhasil Anda lewati, Anda bisa beranjak ke tingkat atau semester berikutnya,
namun bila ada 3 saja mata kuliah yang gagal, anda terpaksa harus mengulang
tahun depan, tidak ada istilah remedial atau perbaikan nilai. di Al-Azhar
juga tidak diberlakukan absen atau daftar hadir, tidak ada hubungannya
kehadiran dengan nilai dan keilmuan, siapa yang sadar akan pentingnya ilmu,
insya Allah ia akan selalu hadir kuliah, siapa yang lalai ia akan tertinggal,
Al-Azhar tidak akan memaksakan Anda untuk kuliah.
Belajar
di Universitas Al-Azhar semuanya beranjak dari kesadaran, sebesar mana
kesadaranmu, sebesar itulah keuntunganmu. Semuanya dimulai dengan keikhlasan
niatlillahi ta’ala. Tanpa paksaan, tanpa dorongan dan tanpa iming-iming
sesuatu. Semoga ilmu yang kita pelajari selama di Al-Azhar bisa bermanfaat bagi
agama, nusa dan bangsa ini. Amin.
I love this blog!! The flash up the top is awesome!! Universitas Terkenal di Tangerang
ReplyDelete