Interaksi Sosial dan Warung Kopi; Ada apa?
When Coffe is Your Lifestyle |
Published at buletin el-Asyi-MESIR
Oleh : Furqan Ar-Rasyid
Siapa Bilang Warkop selalu identik dengan tempat yang menjenuhkan? Kata kata diatas mungkin akan terucap ketika seseorang menemukan nilai-nilai Tarbiyah baru yang ada di warung kopi. Mungkin anda akan heran bagaimana seseorang bisa menemukan nilai tarbiyah di warung kopi, ini juga Sebagai sanggahan terhadap mereka yang mengatakan kalau di warung kopi itu kita tidak ada apa-apa selain puntung rokok dan suara-suara manusia yang menjenuhkan. Lalu, siapa yang menyangka kalau ternyata ada seorang Syeikh yang mengaji diwarung kopi?.
Berbicara mengenai bagaimana hidup
dimesir tentu tidak akan terlepas dengan keadaan geografis mesir dan hubungan
langsung dengan masyarakat mesir sendiri. Dimana setiap individu dituntut untuk
berta’amul langsung dengan masyarakat Mesir dalam segala proses ijraat yang
berlangsung selama seseorang tersbut masih menetap di mesir.
Bagi Anda Masisir yang giat
berta’amul langsung dengan mesir dan seluk beluknya mungkin akan banyak
menemukan keunikan negeri ini, yang mungkin belum banyak ditemukan oleh
masisir yang asyik “mengurung diri” pada sekelompok komunitasnya saja,
membatasi dan menghindarkan dari pergaulan dengan negeri ini dan segala
hiruk pikuknya, Faktor yang pertama mungkin bisa terjadi karena akibat
kejahatan yang kian marak terjadi terhadap kaum masisir, sehingga masisir lebih
memilih untuk tidak mau berta’amul dengan masyarakat mesir. Faktor yang kedua
juga dipicu oleh Pengetahuan maba yang sangat minim tentang keadaan mesir
yang sebenarnya. Bahkan ada yang tidak tahu sama sekali bagaimana kehidupan
mesir yang sesungguhnya.
Mari kita melihat Sebut saja warung
kopi ” Nadi Salam ” yang terletak di Tarret El Gabal, el-Zaitoun, Cairo.
Sekilas memang terlihat hanya seperti warung kopi biasa. Tapi cobalah masuk ke
dalamnya, disana Anda akan melihat sesuatu yang berbeda dari wakop-warkop pada
umumnya, yang paling menarik dan yang tidak ada seorangpun yang menyangka ada
syeikh yang mengaji di warung kopi.
Pada awalnya, tiada pula yang
menyangka kalau beliau seorang qari, tidak ada tanda tanda kalau beliau seorang
qari, baik dari segi penampilan atau gaya beliau saat itu. Ternyata setelah
beberapa saat beliau berada ditempat itu, beliau mengalunkan beberapa
Ayat Al-quran dengan suaranya yang merdu, mungkin layak disejajarkan
dengan Syeikh Abdul Basit Abdul Samad sepertinya. Tidak Ada yang Tahu apa
tujuan beliau mengaji Di warung kopi ?, kata pemilik warung beliau sering
melakukan hal hal yang sama di Warkop-warkop lainnya.
Bagi kita, itu merupakan peristiwa
yang baru, Tapi bagi Warga mesir hal yang demikian telah menjadi Hal yang
biasa, tidak Ada penghargaan berarti dari segi material apapun, mereka
hanya mengharap Ajr dari Allah dan berbuat dengan Ikhlas. Pernahkan Anda
membayangkan Anak-Anak penghafal quran Cuma diberi 20 LE ? Ya, kejadiannya
terjadi pada Akhir bulan Ramadhan kali ini, memang biasa yang
terjadi setiap tahun pada ramadhan tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada
malam-malam menjelang Akhir ramdhan, dimana Anak-anak yang yang sudah
mengkhatamkan hafalannnya dikumpulkan untuk di-parade-kan di depan para jama’ah
yang hadir. Setiap anak di uji hafalan bacaan Al-qur’annnya oleh
imam yang dipercaya masyarakat kampung itu. Kebiasaan ini menjadi hal yang
tidak asing lagi bagi Anda para masisir yang sering ber –ta’amul dengan
Masyarakat mesir secara langsung, yang ikutan bermusyarakah bersama mereka pada
bulan Ramadhan, Salat taraweh dan witir bersama dan lain sebagainya
seperti di mesjid Al- Maghfirah di Dar el Salam, Cairo.
Ya, masyarkat mesir Sangat
memperjuangkan nilai-nilai keikhlasan.
Sekelumit kejadian diatas hanya bisa
dialami oleh mereka yang suka hidup sekeliling masyarakat mesir,
berta’amul dengan mereka secara langsung dan mendapatkan segala Ilmu-ilmu
sebagai bekal kehidupan, harus diakui memang prestasi Akademis kuliah saja
tidak cukup, kemampuan seseorang yang diperoleh dari kuliah tidaklah selalu
menjamin kelanggengan hidupnya dimasa yang akan datang, tanpa di barengi dengan
ilmu sosial masyarakat.
Memang tidak salah lagi, kalau Mesir
adalah Negara yang sarat dengan Ilmu dan peradaban, kemanapun Anda melangkah
Anda akan selalu mendapatkan pengalaman dan Ilmu yang baru, kapanpun dan
dimanapun, segala ilmu, bahkan lebih jauh bukan hanya sekedar ilmu musa A.s,
tapi juga anda bisa mendapatkan ilmu Fir’aun sekaligus bila tidak dibarengi
dengan Keyakinan dan kepahaman Agama yang kuat.
Intinya, Don’t jugde People by
Their looks, itu mungkin kalimat yang cocok untuk Negara Mesir
ini, disamping banyak yang menjulukinya dengan nama yang lain. Kehidupan
mesir yang penuh hiruk pikuk., proses ijraat yang sangat melelahkan. Dang
berbagai masalah maslah lain yang muncul. Tapi itulah mesir, walaupun
demikian, ternyata ia menyimpan berbagai keunikan keunikan tersendiri yang
tidak disangka dan bahkan sama sekali tidak kita temukan di Indonesia.
Pantas saja ia tersohor karena Ilmu dan peradaban yang ia miliki, jika
Anda menelusurinya lebih jauh, tentu Pada Akhirnya Anda akan sampai pada
ucapan “ wah, ternyata Mesir itu indah sekali “. (furqan.id)
0 Response to "Interaksi Sosial dan Warung Kopi; Ada apa?"
Post a Comment